Religion

Kiat-Kiat Menjadi Hafidz Al Qur’an Meski Tak Masuk Pesantren


Banyak orang yang menginginkan supaya dapat memberikan mahkota kepada kedua orangtua di hari kiamat kelak dengan menghafal Al-Quran. Namun tak banyak yang berusaha merealisasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Menjadi muslim yang hafal Al-Quran tentu didambakan bagi siapa saja yang hatinya terketuk untuk melakukan hal tersebut. Berbagai alasan dan kendala dalam menghafal telah mewarnai sejuta aktivitas keseharian. Karyawan sibuk dengan deadline pekerjaan, mahasiswa sibuk dengan aktivitas kampus, orangtua sibuk dengan pekerjaan rumahtangga dan lain sebagainya. Sehingga menjadi seorang tahfidzseolah-olah adalah hal yang mustahil bagi orang sibuk.

Berbeda dengan orang yang memiliki azzamdalam diri untuk menghafal Al-Quran, ketika semua dimulai dalam diri dan keinginan kuat maka akan terasa ringan. Sekalipun menghafal di pesantren, ketika semangat dan motivasi untuk menghafal perlahan hilang maka hal yang semula mudah menjadi sulit pun menjadi beban yang berat. Beberapa kiat dibawah ini akan mengubah pikiran Anda, bahwa menghafal Al-Quran tak harus di Pesanten, Anda pun bisa melakukannya dirumah.

  1. Perbesar niat

Niat yang terdapat dalam hati tentu tidak dapat dipersalahkan, apalagi jika niat itu baik. Niat menghafal Al-Quran merupakan hal yang patut untuk ditindaklanjuti dan segera lakukan apa yang diniatkan. Jika niat telah ada, maka meluruskan dan memperbesar niat itu adalah satu hal yang penting dalam pencapaian keinginan. Memperbesar niat yakni dengan cara menulis keinginan-keinginan “turunan” yang didapat dari menghafal Al-Quran. Dibentuknya jiwa mengikhlaskan niat hanya karena Allah juga diperlukan. Dengan niat ikhlas, maka Allah akan membantu kita dalam kesulitan dan menjauhkan kita dari rasa malas. Suatu pekerjaan yang diniatkan ikhlas, biasanya akan terus dilaksanakan dan tidak berhenti. Berbeda ketika yang terdapat pada niat hanyalah untuk mengejar materi atau sesuatu hal yang bersifat keduniawian.

  1. Memotivasi diri sendiri

Seringkali orang terkecoh dengan apa yang ada dalam diri seseorang yang itu tidak dipunyai oleh orang lain. Menganggap sesuatu telah bisa sehingga meremehkan. Hal ini tidak dibenarkan, sekalipun dapat menguasai Al-Quran jika tidak diimbangi dengan motivasi yang kuat dari diri sendiri maka sewaktu-waktu akan tergelincir pula. Dengan melihat video orang-orang yang dengan mudah dan indahnya melantunkan ayat suci Al-Quran misalnya, dapat mendorong diri kita untuk lebih termotivasi kembali.

  1. Prioritaskan Al Qur’an dalam setiap keadaan

Bagi orang yang sibuk dengan kegiatannya masing-masing tentu Al-Quran akan menjadi jamahan yang kesekalian setelah aktivitas-aktivitas lain terpenuhi. Jangan salah, memprioritaskan Al-Quran justru akan membuat diri kita dimudahkan dalam setiap keadaan dan diberikan waktu yang berkah. Keberkahan waktu ini dapat dilihat ketika saat-saat senggang maka sesekali membuka Al-Quran dan mengulang hafalan yang telah ada dapat memperkuat hafalan tersebut. Jadi dalam keadaan seburu-buru apapun Al-Quran akan menjadi prioritas utama dalam hidup.

  1. Memilih waktu yang baik untuk menghafal

Diantara waktu-waktu yang baik dalam menghafal yaitu setelah sholat subuh, karena menurut beberapa pakar, otak ketika masih pagi dan keadaan hening ia masih dalam kondisifresh dan mudah untuk mengingat hafalan. Selain itu, waktu sepertiga malam juga sangat dianjurkan untuk menghafal, yakni selepas sholat tahajud.

  1. Perdengarkan murottal dalam keadaan yang memungkinkan

Salah satu fungsi otak kanan yaitu mencerna segala sesuatu hal yang bersifat seni, diantaranya gambar, musik, warna, dan lain sebagainya. Cara yang satu ini dianggap relevankarena dengan mengulang-ulang bacaan dan mendengarkan bacaan dapat mengingatkan dan meningkatkan hafalan menjadi lebih cepat. Selain otak kiri yang bekerja dalam mengingat, otak kanan pun bekerja dalam mendengarkan lantunan murottal.

  1. Mempelajari kaidah bahasa arab agar mudah memahami terjemah

Menghafal Al-Quran bukanlah hal yang sepele. Membutuhkan kaidah dan tata cara yang dibenarkan agar dalam menghafal tidak hanya sekedar menghafal namun juga mengetahui penulisan dan terjemah yang sesuai. Jadi sangat dianjurkan bagi para penghafal Al-Quran untuk mempelajarinya.

  1. Mengulang bacaan yang hendak dihapal sebanyak 20x

Setiap kali ingin menambah hafalan, maka mulailah hafalan itu dengan diulang sebanyak dua puluh kali setiap ayat atau setiap potongan ayat yang dikehendaki sesuai dengan maknanya. Hal ini diyakini dapat memperkuat hafalan dan secara tidak langsung ayat yang telah dibaca berulang-ulang itu sudah tertanam dalam otak sehingga hafal sekalipun menutup mata.

  1. Memperbaiki bacaan: tahsin dan tajwid

Ketika telah mendapati diri menjadi seorang penghafal Al-Quran, maka hal yang harus dilakukan adalah memperbaiki bacaan yakni tajwid dan tahsin. Tajwid mempelajari pada hukum huruf yang bertemu satu dengan lainnya dan hukum bacaannya. Sedangkan tahsin adalah pembenaran pada pengucapan makhorijul huruf yang dibaca, ada saatnya yang di lidah, kerongkongan, gigi dan lain sebagainya.

  1. Sempatkan untuk murojaah(mengulang hapalan yang lalu)

Sebelum memulai kepada hafalan yang baru, maka sebaiknya menyempatkan untuk mengulang hafalan yang lalu agar tidak cepat hilang. Bisa diulang selama dua puluh kali atau separuhnya jika sudah yakin. Barulah ketika benar dan sempurna, memulai hafalan pada ayat selanjutnya. Begitu seterusnya.

  1. Fokuskan dan tenangkan diri ketika berhadapan dengan Al-Quran

Kondisi jiwa dalam menghafal Al-Quran sangat mempengaruhi. Dalam keadaan panik atau marah misalnya, proses menghafal akan terkendala karena keadaan jiwa yang tidak mendukung. Hal tersebut bisa disiasati dengan selalu bersikap santai dan tenang dalam menghadapi apapun.

  1. Setorkan hafalan pada orang di sekitar

Jika telah meyakini hafalan yang diperoleh layak untuk diperdengarkan, maka alangkah lebih baiknya ketika menyetor hafalan tersebut pada orang di sekitar yang memahami bacaan dan tata caranya. Hal tersebut dapat membantu  dan mengoreksi kesalahan-kesalahan yang tidak diketahui oleh diri sendiri.

  1. Memohon doa kepada kedua orangtua

Satu hal penting dalam menghafal dan tidak boleh terlupakan adalah memohon doa dan ridho dari kedua orang tua agar senantiasa mendapat doa serta mendapat kemudahan. Karena keridoan orangtua juga merupakan jalan untuk mendapat ridho dan kemudahan dari Allah.

  1. Tidak dibenarkan untuk berputus asa

Jika telah berulang kali berusaha untuk membaca dan mengulang-ulang ayat namun tidak hafal juga, maka tidak dibenarkan untuk berputus asa. Karena putus asa adalah salah satu ciri orang yang munafik. Sebagai mukmin yang baik, bersabar adalah lebih baik. Allah-lah yang Maha Mengetahui.